Sabtu, 08 November 2014

Teori Gaya Angkat Sayap "Longer Path" / "Equal Transit Time"

Teori “Longer Path” / "Equal Transit Time" adalah teori gaya angkat pesawat (Lift) yang banyak dianut oleh orang Indonesia bahkan para praktisi penerbangan di Indonesia. Teori ini banyak diajarkan di sekolah-sekolah umum di Indonesia bahkan sampai ke sekolah-sekolah penerbangan. Hal tersebut disebabkan karena teori ini dianggap lebih mudah untuk menjelaskan bagaimana gaya angkat pada sayap pesawat terbang tersebut terjadi 

Teori “Longer Path” / "Equal Transit Time" mengatakan bahwa aliran udara pada bagian atas sayap menempuh jarak yang lebih jauh dari aliran uadara di bagian bawah. Ini berarti aliran udara di bagian atas sayap mengalir lebih cepat dari bagian bawah. Sesuai teori Bernoulli, aliran udara yang lebih cepat pada bagian atas  tersebut menghasilkan tekanan udara yang lebih rendah dibandingkan bagian bawah sayap, sehingga menciptakan gaya angkat.

Ada beberapa kesalahan pada teori “longger path” ini :

Pertama :
Saat partikel udara berpisah, satu melewati bagian atas sayap yang lebih panjang, sementara yang lain melewati bagian bawah sayap yang lebih pendek. Tidak ada yang bisa menjamin bahwa molekul udara tersebut akan bertemu di akhir perjalanan (trailing edge). Kenyataannya sesuai dengan pengujian dalam wind tunel, molekul udara tersebut tidak bertemu kembali.

Kedua :
Teori longger path tersebut tidak berlaku pada sayap dengan airfoil datar atapun pada sayap pesawat dengan airfoil simetris, karena pada airfoil datar dan airfoil simetris bagian atas dan bawah sayap memiliki panjang yang sama. Tapi kenyataannya pada sayap dengan airfoil datar maupun simetris tetap bisa timbul gaya angkat.

Ketiga :

Kalaupun kita bisa menerima bahwa aliran udara di bagian atas sayap mempunyai kecepatan lebih tinggi dari aliran udara di bagian bawah sayap dan mengaplikasikan teori Bernoulli untuk menjelaskan hal tersebut, maka gaya angkat yang ditimbulkan tidak cukup besar untuk bisa mengangkat pesawat. Hal ini disebabkan karena dari bentuk airfoil sayap yang ada sekarang perbedaan jarak antara bagian atas dan bawah tidak terlalu banyak, sehingga bila diterapkan teori Bernoulli perbedaan tekanan yang dihasilkan tidak besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar