Teori “Longer Path” / "Equal Transit Time" adalah teori gaya angkat pesawat (Lift) yang banyak dianut oleh orang Indonesia bahkan para praktisi penerbangan di Indonesia. Teori ini banyak diajarkan di sekolah-sekolah umum di Indonesia bahkan sampai ke sekolah-sekolah penerbangan. Hal tersebut disebabkan karena teori ini dianggap lebih mudah untuk menjelaskan bagaimana gaya angkat pada sayap pesawat terbang tersebut terjadi
Teori “Longer Path” / "Equal Transit Time" mengatakan bahwa aliran udara pada bagian atas sayap menempuh
jarak yang lebih jauh dari aliran uadara di bagian bawah. Ini berarti aliran
udara di bagian atas sayap mengalir lebih cepat dari bagian bawah. Sesuai teori
Bernoulli, aliran udara yang lebih cepat pada bagian atas tersebut menghasilkan tekanan udara yang
lebih rendah dibandingkan bagian bawah sayap, sehingga menciptakan gaya angkat.
Ada beberapa kesalahan pada
teori “longger path” ini :
Pertama :
Saat
partikel udara berpisah, satu melewati bagian atas sayap yang lebih panjang,
sementara yang lain melewati bagian bawah sayap yang lebih pendek. Tidak ada
yang bisa menjamin bahwa molekul udara tersebut akan bertemu di akhir
perjalanan (trailing edge). Kenyataannya sesuai dengan pengujian dalam wind
tunel, molekul udara tersebut tidak bertemu kembali.
Kedua :
Teori
longger path tersebut tidak berlaku pada sayap dengan airfoil datar atapun pada
sayap pesawat dengan airfoil simetris, karena pada airfoil datar dan airfoil
simetris bagian atas dan bawah sayap memiliki panjang yang sama. Tapi kenyataannya
pada sayap dengan airfoil datar maupun simetris tetap bisa timbul gaya angkat.
Ketiga :
Kalaupun
kita bisa menerima bahwa aliran udara di bagian atas sayap mempunyai kecepatan
lebih tinggi dari aliran udara di bagian bawah sayap dan mengaplikasikan teori
Bernoulli untuk menjelaskan hal tersebut, maka gaya angkat yang ditimbulkan
tidak cukup besar untuk bisa mengangkat pesawat. Hal ini disebabkan karena dari
bentuk airfoil sayap yang ada sekarang perbedaan jarak antara bagian atas dan
bawah tidak terlalu banyak, sehingga bila diterapkan teori Bernoulli perbedaan
tekanan yang dihasilkan tidak besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar